Tentang Memori Langkah Kaki
Hatiku punya permintaan, aku ingin saat nanti aku menemukanmu, rasa ini tak harus melepasmu lagi.
http://www.stevestanley.id/2015/01/langkah-kaki.html |
Sahabat, langkah kaki kita semakin jauh dan dalam. Kita sudah mampu
berdiri tangguh diatas kaki masing-masing dan tanpa ragu menapaki tangga
kehidupan yang jauh lebih tinggi. Mungkin suatu saat aku dan kenangan
kita akan terbenam ketika kau menemukan sahabat baru di kehidupanmu.
Seperti matahari, yang betapa pun ia berusaha terus menghangatkan, ia
masih harus berganti posisi dengan bulan. Ini seperti tentang cinta.
Langkah kaki kita yang dulu tertoreh di lembutnya pasir pantai telah
tergerus ombak. Memori persahabatan kita digiring ombak ke tengah lautan
untuk menjadi bagian kecil di lautan kehidupanmu. Hilang tak berarti
musnah. Ombak yang berlari pergi pun akan meninggalkan bekasnya di
pinggir pantai, sehingga ketika kita kembali, kita sadar bahwa kita dulu
pernah ada disini, bahagia dalam persahabatan.
Arus deras tak
akan menghapus jejakmu, percayalah. Tapak-tapak kaki itu masih ada.
Jangan pernah lupakan, sahabat. Hatiku punya permintaan, aku ingin saat
nanti aku menemukanmu, rasa ini tak harus melepasmu lagi. Hingga akhir
waktu. Seperti arus yang tak pernah berhenti. Cobalah untuk tidak merasa
kesepian. Dengar bisikku, sahabat. Temui aku lagi masih di tempat yang
sama, di awal kita menapakkan kaki untuk kemudian saling merangkul
menjeritkan mimpi kita. Karena memori persahabatan yang telah kita buat,
hanya akan terbenam bersamaan dengan berakhirnya tugas matahari untuk
menghangatkan bumi selama-lamanya, yaitu saat kekuatan yang jauh lebih
hangat telah menjadikan kita abu. I Love You, Sahabat.
Komentar
Posting Komentar