Bunda, Yuk Kenali Gejala-gejala Anak Korban Kekerasan Seksual
Mengenali gejala anak korban kekerasan seksual akan membantu kita lebih tanggap dalam memberikan penanganan yang tepat untuk sang buah hati.
http://health.kompas.com/read/2015/10/11/180100523/Tanda-tanda.si.Kecil.Alami.Kekerasan.Seksual |
Kekerasan seksual semakin marak di Indonesia saat ini. Peningkatan kasus
yang teridentifikasi meningkat tajam di tahun 2016. Begitu banyak
anak-anak yang menjadi korban. Nah, Bunda, saatnya kita mengenali
tanda-tanda di sekitar kita. Gejala-gelaja yang biasanya muncul pada
anak dengan kekerasan seksual. Supaya kita bisa tanggap memberikan
penanganan yang tepat. Namun, gejala-gejala ini harus dilihat secara
keseluruhan. Karena jika hanya melihat satu gejala saja, tidak bisa
menentukan apakah anak benar-benar menjadi korban kekerasan seksual.
Yuk, lebih saksama!
1. Mimpi buruk atau gangguan tidur lainnya
Anak mimpi buruk. http://balitapedia.com/mimpi-buruk-pada-anak-balita-dan-cara-mencegahnya/4061 |
Anak yang menjadi korban kekerasan seksual biasanya mengalami gangguan
tidur. Mimpi-mimpi buruk juga kerap kali dirasakan oleh sang anak.
Bahkan tak jarang anak terbangun di tengah malam. Gejala ini memang umum
terjadi pada anak-anak. Namun jika sebelumnya anak tidak mengalami
gangguan tidur, ada baiknya gejala ini diwaspadai ya, Bun.
2. Perubahan mendadak dalam pola makan
Anak tidak mau makan. http://health.detik.com/read/2013/03/25/131012/2202818/768/anak-tak-mau-makan-nasi-tapi-suka-ngemil-bagaimana-mengatasinya |
Bisa jadi, anak yang menjadi korban kekerasan seksual mengalami
perubahan mendadak dalam pola makan. Misalnya anak menjadi berkurang
nafsu makannya.
3. Emosi tidak stabil
Emosi anak tidak stabil. http://www.tahupedia.com/content/show/635/10-Tanda-Anak-Indigo |
Kalau Bunda menemukan anak menjadi labil emosinya, kasar, gampang marah
dan lebih tempramen dari biasanya, bisa jadi itu adalah tanda anak telah
mengalami kekerasan seksual.
4. Kata-kata kunci
Kata kunci baru. https://bukainfo.com/cara-menempatkan-kata-kunci-pada-artikel/ |
Nah hal ini yang mungkin paling terlihat berbeda pada anak yang telah
mengalami kekerasan seksual. Anak mempunyai kata-kata kunci atau kosa
kata baru dalam meyebut sesuatu. Seperti, "aku tadi habis makan permen
coklat, tapi bentuknya ga seperti permen yang biasa aku makan." Anak
menyebutkan "permen coklat" untuk menunjukkan alat kelamin pria. Hal ini
bisa menjadi gejala anak korban kekerasan seksual.
5. Rasa takut yang tidak biasa
Rasa takut yang berlebihan. http://seputarinfoaja.blogspot.co.id/2013/01/5-cara-cepat-mengatasi-rasa-takut-yang.html |
Anak korban kekerasan seksual mungkin akan mengalami rasa takut yang
tidak biasa akan suatu hal. Entah itu bertemu orang baru atau ketakutan
pada tempat tertentu. Misalnya anak menunjukkan rasa takut yang
berlebihan ketika Ia melihat sesosok orang yang memiliki ukuran tubuh
yang sama dengan pelaku. Selain itu, seringkali tempat terjadinya
kekerasan seksual itu akan memancing rasa takut anak. Sangat mungkin
jadi pertanyaan bagi Bunda ketika anak menunjukkan reaksi ketakutan
berlebihan saat melihat suatu tempat.
6. Menolak berbicara rahasia pada orang dewasa
Anak menutup mulut. https://rumahbukuiqro.wordpress.com/2015/06/03/hadits-hadits-menjaga-lidah-atau-perkataan/ |
Anak korban kekerasan seksual cenderung menutup diri dan menjadi anak
yang pendiam. Ketika ditanya oleh orang dewasa, anak memilih bungkam.
7. Tiba-tiba punya uang atau mainan baru
Anak punya uang banyak. http://www.sorongtimes.com/baca/129898/20160906/012530/enam-cara-mendidik-anak-dalam-mengelola-keuangan/ |
Bunda dan para orangtua pastinya tau kisaran mainan yang dapat dibeli
sendiri oleh anak dengan uang jajan yang dikasih oleh orangtua. Akan
sangat mencurigakan jika anak mendadak punya uang yang cukup besar atau
lebih besar daripada uang yang dikasih oleh orangtua. Tak hanya uang,
mainan baru, baju baru, dll juga patut dipertanyakan asalnya dan siapa
yang memeberikannya pada anak kita.
8. Terjadi regresi pada perkembangan sebelumnya
Anak mengompol padahal sudah besar. http://www.binauralbeats.co.id/Sudah-Besar-Tapi-Masih-Ngompol,-Ini-Solusinya.htm |
Manusia mengalami perkembangan dalam hidupnya. Anak pada usia 1-2 tahun
sangat wajar jika masih mengompol. Mengompol biasanya akan berkurang dan
bahkan hilang saat anak memasuki usia sekolah. Nah apa yang terjadi
pada anak korban kekerasan seksual? Periode mengompol ini mungkin akan
terjadi lagi setelah bertahun-tahun tidak pernah terjadi. Inilah contoh
regresi pada perkembangan sebelumnya.
9. Menolak melepas pakaian pada saat yang seharusnya
Anak tidak mau melepas pakaian. http://bloghamil.com/4332/balita-pakai-sepatu-sendiri.html |
Pada saat dimana seharusnya anak melepas pakaian, misalnya pada saat
mandi, anak justru menolaknya. Anak berpikir bahwa "badan" adalah
sesuatu yang menjijikkan.
Komentar
Posting Komentar